Halaman

Jumat, 30 Maret 2012

Batik Nusantara


Seri Batik Nusantara
Etimologi
Kata "batik" berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: "amba", yang bermakna "menulis" dan "titik" yang bermakna "titik
Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T'ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal.[2]. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.[3]
Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. [2]Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (arkeolog Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuna membuat batik.[4]
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu.[4] Detil ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Detil pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.
Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa.[5] Oleh beberapa penafsir,who? serasah itu ditafsirkan sebagai batik.
Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.[2]
Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Pada saat yang sama imigran dari Indonesia ke Persekutuan Malaya juga membawa batik bersama mereka.
                                                            Kutipan sumber berita dan Wikipedia
Budaya batik
Batik Jawa adalah sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnya daerah Jawa yang dikuasai orang Jawa dari turun temurun. Batik Jawa mempunyai motif-motif yang berbeda-beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarnakan motif-motif itu mempunyai makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar akan tetapi mengandung filosofi yang sangat dalm yang mereka dapat dari leluhur.

Diera modern saat ini kini batik telah masuk kedalam semua segmen menjadi trend yg melekat perkembangannya pun bisa diaplikasikan dengan berbagai bentuk misalnya tas, dompet, tempat tissue, gift dan bentuk handycraft yg dbalut batik, topeng yang dibalut batik, keramik, gitar, sofa dan masih banyak lagi.

Kali ini kami sajikan ragam batik nusantara dalam bentuk c-print diatas kanvas dan kami frame menjadi hiasan menempati dinding interior yang sangat indah diruang anda. Selain itu cocok untuk ruang kantor, hall, hotel, restorant.

 Batik Nusantara seri : 001 ukuran 100 x 150 cm
 tiga panel c-print kanvas 

Batik Nusantara seri : 002 ukuran 80 x 150 cm
tiga panel c-print kanvas

Batik Nusantara seri : 003 ukuran 60 x 150 cm
c-print kanvas
 
 Batik Nusantara seri : 004 ukuran 100 x 200 cm
c-print kanvas

Batik Nusantara seri : 005 ukuran 100 x 150 cm 
c-print tiga panel kanvas

Batik Nusantara seri : 006 ukuran 100 x 150 cm 
c-print tiga panel kanvas

 Batik Nusantara seri : 007 ukuran 100 x 150 cm 
c-print tiga panel kanvas

Batik Nusantara seri : 008 ukuran 100 x 170 cm
 c-print tiga panel kanvas


Batik Nusantara seri : 009 ukuran 100 x 150 cm
 c-print tiga panel kanvas

Batik Nusantara seri : 010 ukuran 100 x 100 cm
 c-print kanvas 


Batik Nusantara seri : 011 ukuran 100 x 100 cm 
c-print kanvas
Batik Nusantara seri : 012 ukuran 100 x 100 cm 
c-print kanvas

Batik Nusantara seri : 013 ukuran 100 x 200 cm 
c-print kanvas

Batik Nusantara seri : 013 ukuran 100 x 100 cm 
c-print kanvas

Cara mudah untuk pemesanan via transfer cantaumkan data alamat lengkap kirim ke alamat kami :
Brandedos Art Studio. Jl. Peta Selatan Gg.Assalam 010/01 Kalideres Jakarta Selatan 021 92340513 Email: artbrandedos@yahoo.co.id   BRI : Arnet Dwi Ayuningtiyas Rek: 0841-01-006676-50-4

·         Harga mulai dari 300.000 belum termasuk ongkos kirim
·         ukuran bisa disesuaikan selera

Tidak ada komentar:

Posting Komentar